Robotaxi, yang mengklaim sebagai layanan taksi tanpa pengemudi berbasis teknologi Tesla, mulai mengundang perhatian karena adanya indikasi skema Ponzi. Dalam gambar yang ditampilkan, perusahaan ini menjanjikan penghasilan hingga 300% dengan berbagai bentuk bonus, mulai dari pendaftaran pengguna baru, hadiah login harian, hingga insentif referral. Namun, janji penghasilan besar ini lebih condong pada pola skema penipuan investasi daripada bisnis teknologi yang sah.
Skema Pendapatan Robotaxi yang Tidak Masuk Akal
Skema pendapatan yang ditawarkan Robotaxi tampak sangat mencurigakan, khususnya pada model “Formulir pendapatan mobil Robotaxi” yang ditampilkan. Tabel tersebut menjelaskan bahwa dengan investasi sebesar Rp 10.000.000, investor dapat memperoleh penghasilan harian mencapai Rp 1.500.000 selama 70 hari, yang jika dihitung totalnya mencapai Rp 105.000.000. Ini artinya, investor dijanjikan keuntungan 950% dalam waktu kurang dari tiga bulan, sebuah angka yang hampir tidak masuk akal dan sulit dipercaya dalam bisnis yang sah.
Bonus dan Insentif Robotaxi Berbasis Rekrutmen
Selain itu, Robotaxi juga menawarkan bonus pendaftaran, hadiah login harian, dan insentif rekrutmen. Misalnya, dengan hanya mendaftarkan teman, pengguna dapat langsung menerima 36% dari investasi teman tersebut. Bonus ini berlanjut hingga Level 3, di mana pengguna tetap bisa menerima uang kembali sebesar 1% untuk setiap investasi anggota di bawahnya. Pola ini menyerupai skema Ponzi, di mana keuntungan dibayarkan dari investasi orang baru, bukan dari pendapatan yang dihasilkan oleh perusahaan itu sendiri.
Indikasi Penipuan dan Skema Ponzi Robotaxi
Indikasi kuat bahwa Robotaxi merupakan skema Ponzi datang dari struktur pembayaran dan bonus yang mereka tawarkan. Dalam skema Ponzi, investor lama menerima keuntungan dari uang yang diinvestasikan oleh investor baru, bukan dari aktivitas bisnis yang sah. Begitu tidak ada lagi investor baru yang masuk, skema ini akan runtuh.
Klaim Operasional Robotaxi yang Tidak Terbukti
Klaim bahwa platform ini telah mencapai 15 juta pesanan kumulatif dan menjadi penyedia layanan otonom terbesar di dunia juga patut dipertanyakan. Dalam penelusuran lebih lanjut, tidak ada bukti atau liputan media yang valid mengenai keberadaan Robotaxi, apalagi klaim operasional yang sangat besar di seluruh Amerika Serikat. Jika benar platform ini adalah perusahaan sebesar itu, setidaknya seharusnya ada berita besar mengenai pencapaian tersebut.
Dugaan Penipuan di Balik Robotaxi
Robotaxi mencitrakan diri sebagai perusahaan teknologi canggih dengan menawarkan layanan taksi tanpa pengemudi berbasis Tesla. Mereka mengklaim telah melayani jutaan perjalanan dan meraih pertumbuhan yang sangat pesat sejak 2024. Namun, di balik klaim-klaim tersebut, tampak jelas bahwa mereka lebih fokus pada skema perekrutan dengan iming-iming bonus besar kepada pengguna.
2 Komentar
Pasti scam tuh, 1 bulan tutup
Pasti kak, tinggal tunggu waktu 🙂