Regulasi Benzalkonium Chloride (BKC): Panduan Lengkap Global dan Indonesia

Berikut adalah penjelasan lengkap tentang Benzalkonium Chloride (BKC) beserta regulasinya di berbagai negara, termasuk Indonesia, serta referensi yang relevan.

Benzalkonium Chloride (BKC): Penjelasan dan Regulasi

Apa itu Benzalkonium Chloride (BKC)?

Benzalkonium chloride (BKC) adalah senyawa organik dengan sifat antimikroba dan surfaktan yang luas. Ini adalah campuran senyawa dengan rumus umum C₆H₅CH₂N(CH₃)₂RCl, di mana “R” biasanya merupakan rantai alkil dengan panjang antara C₈ hingga C₁₈. BKC digunakan secara luas dalam berbagai produk, termasuk disinfektan, antiseptik, produk perawatan pribadi, dan kosmetik. Keefektifannya dalam membunuh bakteri, virus, dan jamur menjadikannya komponen penting dalam produk-produk tersebut.

Mekanisme Kerja

BKC bekerja dengan mengganggu membran sel mikroorganisme, menyebabkan disorganisasi membran, kebocoran isi sel, dan akhirnya kematian sel. Ini efektif melawan bakteri gram positif dan gram negatif, serta beberapa virus dan jamur.

Regulasi Global untuk Benzalkonium Chloride (BKC)

Amerika Serikat (FDA)

  • Food and Drug Administration (FDA) mengatur BKC sebagai bahan aktif dalam produk obat-obatan dan kosmetik.
  • Produk Obat-Obatan: BKC digunakan dalam antiseptik topikal, tetes mata, obat tetes telinga, dan larutan pembersih lensa kontak. FDA menetapkan batasan konsentrasi maksimum BKC dalam produk ini untuk memastikan keamanan penggunaannya.
  • Kosmetik dan Produk Perawatan Pribadi: BKC digunakan dalam sampo, sabun, dan lotion. Produk harus diuji untuk memastikan keamanan dan efektivitas.
  • Pelabelan: Produk yang mengandung BKC harus diberi label jelas, termasuk konsentrasi BKC dan petunjuk penggunaan.

Uni Eropa (EU)

  • European Chemicals Agency (ECHA) dan Cosmetic Products Regulation (Regulation (EC) No 1223/2009) mengatur penggunaan BKC dalam kosmetik dan produk perawatan pribadi.
  • Kosmetik dan Produk Perawatan Pribadi: BKC diizinkan dalam produk kosmetik dengan batas konsentrasi tertentu. Produk harus mematuhi regulasi ketat untuk mencegah risiko kesehatan.
  • Produk Medis: Produk medis yang mengandung BKC harus mematuhi regulasi Medical Device Regulation (MDR) dan harus disertifikasi untuk memastikan keamanan dan efektivitasnya.

Jepang

  • Pharmaceutical and Medical Devices Agency (PMDA) mengatur BKC dalam produk obat-obatan dan medis.
  • Produk Obat-Obatan: PMDA menetapkan standar untuk konsentrasi maksimum BKC dalam produk obat-obatan, termasuk antiseptik, tetes mata, dan solusi pembersih lensa kontak.
  • Kosmetik dan Produk Perawatan Pribadi: Penggunaan BKC dalam kosmetik diatur untuk memastikan keamanan produk bagi konsumen.

Australia

  • Therapeutic Goods Administration (TGA) mengatur penggunaan BKC dalam produk obat-obatan dan medis.
  • Produk Obat-Obatan: TGA mengatur BKC sebagai bahan aktif dalam antiseptik, tetes mata, dan solusi pembersih lensa kontak, dengan batas konsentrasi maksimum yang ditetapkan untuk memastikan keamanan.
  • Kosmetik dan Produk Perawatan Pribadi: TGA juga mengatur penggunaan BKC dalam kosmetik dan produk perawatan pribadi, dengan persyaratan pelabelan yang jelas.

Kanada

  • Health Canada mengatur penggunaan BKC dalam produk obat-obatan, medis, dan kosmetik.
  • Produk Obat-Obatan: BKC diatur sebagai bahan aktif dalam antiseptik, tetes mata, dan solusi pembersih lensa kontak, dengan batas konsentrasi maksimum yang ditetapkan untuk memastikan keamanan.
  • Kosmetik dan Produk Perawatan Pribadi: Health Canada mengatur penggunaan BKC dalam kosmetik dan produk perawatan pribadi, dengan persyaratan pelabelan yang jelas dan uji keamanan yang ketat.

Regulasi di Indonesia

Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM)

BPOM adalah lembaga yang bertanggung jawab untuk mengawasi dan mengatur obat-obatan, makanan, kosmetik, dan produk kesehatan lainnya di Indonesia.

Produk Obat-Obatan

    • Antiseptik dan Disinfektan: Produk yang mengandung BKC harus terdaftar dan mendapatkan izin edar dari BPOM. Produsen harus menyertakan data uji klinis dan uji toksikologi untuk memastikan keamanan dan efektivitas produk.
    • Tetes Mata dan Telinga: BKC yang digunakan dalam tetes mata dan telinga harus mematuhi standar BPOM terkait formulasi, kemurnian, dan keamanan.

    Kosmetik dan Produk Perawatan Pribadi

      • Registrasi Produk: Semua produk kosmetik yang mengandung BKC harus terdaftar di BPOM. Produsen harus menyediakan data keamanan dan efektivitas serta memenuhi persyaratan pelabelan yang ketat.
      • Batas Konsentrasi: BPOM menetapkan batasan konsentrasi maksimum BKC dalam produk kosmetik untuk mencegah risiko iritasi dan efek samping lainnya. Biasanya, konsentrasi BKC dalam produk kosmetik dibatasi hingga 0,1% untuk produk yang tidak dibilas dan hingga 0,1% untuk produk yang dibilas.

      Produk Pembersih dan Sanitizer

        • Persetujuan Produk: Produk pembersih dan sanitizer yang mengandung BKC harus mendapatkan persetujuan dari BPOM. Persetujuan ini mencakup peninjauan terhadap data keamanan, efektivitas, dan stabilitas produk.
        • Pelabelan: Produk harus dilabeli dengan jelas, termasuk informasi mengenai kandungan BKC, petunjuk penggunaan, dan peringatan keselamatan.

        Kementerian Kesehatan

        Kementerian Kesehatan Indonesia juga berperan dalam mengatur dan mengawasi produk-produk yang mengandung BKC, terutama yang digunakan dalam fasilitas kesehatan.

        • Standar Keamanan: Kementerian Kesehatan menetapkan standar keamanan dan protokol penggunaan untuk produk antiseptik dan disinfektan yang mengandung BKC di rumah sakit, klinik, dan fasilitas kesehatan lainnya.
        • Pengawasan dan Inspeksi: Kementerian Kesehatan melakukan inspeksi dan pengawasan terhadap fasilitas kesehatan untuk memastikan bahwa produk yang mengandung BKC digunakan sesuai dengan standar keselamatan dan efektifitas.

        Pelabelan dan Persyaratan Keselamatan

        • Informasi Produk: Semua produk yang mengandung BKC harus menyertakan informasi lengkap mengenai kandungan BKC, konsentrasi, petunjuk penggunaan, dan peringatan keselamatan dalam bahasa Indonesia.
        • Peringatan Iritasi: Produk harus menyertakan peringatan tentang potensi iritasi kulit, mata, dan selaput lendir. Selain itu, produk harus menyertakan petunjuk tentang tindakan yang harus diambil jika terjadi iritasi.
        • Uji Keamanan: Produk yang mengandung BKC harus melalui uji keamanan yang ketat sebelum mendapatkan izin edar dari BPOM.

        Proses Registrasi Produk

        1. Pengajuan Dokumen: Produsen atau distributor harus mengajukan dokumen registrasi produk ke BPOM, termasuk formulasi produk, data uji klinis, data toksikologi, dan informasi pelabelan.
        2. Evaluasi dan Persetujuan: BPOM akan mengevaluasi dokumen yang diajukan untuk memastikan bahwa produk memenuhi standar keamanan dan efektivitas. Jika disetujui, produk akan mendapatkan izin edar.
        3. Pengawasan Pasca-Pasar: BPOM melakukan pengawasan pasca-pasar untuk memastikan bahwa produk yang beredar tetap memenuhi standar keselamatan dan efektifitas. Pengawasan ini mencakup inspeksi pabrik, pengambilan sampel produk, dan peninjauan laporan efek samping.

        Regulasi ini bertujuan untuk memastikan bahwa produk yang mengandung Benzalkonium Chloride aman digunakan oleh konsumen dan efektif dalam mengendalikan mikroorganisme. Kepatuhan terhadap regulasi BPOM dan Kementerian Kesehatan sangat penting untuk menjaga kesehatan dan keselamatan masyarakat.

        Referensi

        1. FDA. (n.d.). Benzalkonium chloride. Retrieved from FDA website
        2. European Chemicals Agency (ECHA). (n.d.). Benzalkonium chloride. Retrieved from ECHA website
        3. Pharmaceutical and Medical Devices Agency (PMDA). (n.d.). Benzalkonium chloride. Retrieved from PMDA website
        4. Therapeutic Goods Administration (TGA). (n.d.). Benzalkonium chloride. Retrieved from TGA website
        5. Health Canada. (n.d.). Benzalkonium chloride. Retrieved from Health Canada website
        6. Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). (n.d.). Regulation on benzalkonium chloride. Retrieved from BPOM website

        Join Telegram Channel

        Dapatkan informasi terkini, tips bermanfaat, dan konten eksklusif!

        Tinggalkan Balasan

        Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

        Related Post