E-Tik TikTok Penipuan Skema Ponzi yang Nyata dan Berbahaya

E-Tik TikTok Penipuan Skema Ponzi yang Nyata dan Berbahaya

E-Tik TikTok adalah salah satu aplikasi terbaru yang diduga menggunakan skema ponzi untuk menipu pengguna. Dengan promosi yang eksklusif dan aturan yang ketat, aplikasi ini menarik perhatian banyak orang yang tergiur dengan janji keuntungan stabil. Namun, pola dan strategi yang diterapkan aplikasi ini mengindikasikan adanya potensi penipuan yang perlu diwaspadai.

Strategi Promosi yang Tertutup

E-Tik TikTok menggunakan pendekatan promosi yang sangat tertutup. Aplikasi ini hanya dapat diakses melalui tautan yang dibagikan oleh anggota lama kepada calon anggota baru. Namun, anggota lama harus berhati-hati. Jika mereka membagikan tautan kepada seseorang yang tidak melakukan deposit, mereka bisa mendapatkan sanksi berupa pemblokiran akun.

Pendekatan ini bertujuan untuk menciptakan kesan eksklusivitas sekaligus memaksimalkan jumlah pengguna yang melakukan deposit awal. Sistem seperti ini juga menjadi ciri khas skema ponzi, di mana tekanan sosial digunakan untuk memikat dan mempertahankan aliran dana dari pengguna baru.

Deposit Tinggi, Keuntungan Rendah E-Tik TikTok

Untuk bergabung dengan E-Tik TikTok, pengguna harus melakukan deposit minimal sebesar $70, atau sekitar 1,2 juta rupiah. Dengan jumlah setoran awal yang besar, aplikasi ini menjanjikan keuntungan harian sebesar 1,5 persen dari total modal yang diinvestasikan. Misalnya, seorang anggota yang menyetor $70 akan mendapatkan sekitar $1,1 per hari.

Meskipun angka keuntungan ini terlihat kecil dibandingkan skema ponzi lain yang menawarkan profit hingga 40 persen per hari, strategi ini sebenarnya dirancang untuk menjaga aplikasi tetap berjalan lebih lama. Pengelola menggunakan keuntungan kecil untuk menciptakan ilusi stabilitas, namun pada akhirnya, dana anggota baru tetap menjadi sumber utama pembayaran keuntungan kepada anggota lama.

Sistem Ponzi E-Tik TikTok yang Terstruktur

E-Tik TikTok menunjukkan pola skema ponzi klasik. Setiap anggota yang berhasil merekrut pengguna baru akan mendapatkan komisi dari deposit pengguna tersebut. Pola ini membuat keberlanjutan aplikasi sepenuhnya bergantung pada masuknya anggota baru.

Saat jumlah pengguna baru mulai berkurang, aliran dana berhenti, dan sistem pun runtuh. Pada titik ini, pengelola aplikasi biasanya menutup layanan secara mendadak, membawa kabur dana yang telah terkumpul. Banyak aplikasi serupa yang menggunakan strategi ini, seperti kasus Tiktok Vip Shop yang baru-baru ini menghilang setelah mengumpulkan miliaran rupiah dari korbannya.

Proses Withdraw E-Tik TikTok dengan USDT

E-Tik TikTok menggunakan USDT (Tether) sebagai mata uang untuk proses withdraw. Setelah mencapai batas minimum withdraw sebesar $8, pengguna dapat menarik saldo mereka. Proses ini dilakukan melalui platform seperti Tokocrypto atau Indodax, di mana pihak E-Tik TikTok akan mentransfer USDT ke alamat wallet pengguna yang terdaftar.

Join Telegram Channel

Dapatkan informasi terkini, tips bermanfaat, dan konten eksklusif!

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Related Post