Monosodium glutamate (MSG), atau lebih dikenal sebagai “micin” di Indonesia, adalah penyedap rasa yang umum digunakan dalam makanan. MSG sering kali menjadi topik kontroversial, terutama terkait potensi efek kesehatannya. Berikut adalah beberapa bahaya dan kekhawatiran umum mengenai konsumsi MSG:
Potensi Bahaya Mengkonsumsi Micin (MSG)
1. Reaksi Akut (Sindrom Restoran Cina)
- Gejala: Sakit kepala, mual, pusing, berkeringat, nyeri dada, leher atau punggung, dan rasa panas atau kesemutan.
- Penjelasan: Beberapa orang melaporkan mengalami reaksi fisik setelah mengkonsumsi makanan yang mengandung MSG. Ini kadang disebut “Sindrom Restoran Cina” atau “MSG Symptom Complex”. Gejala biasanya ringan dan sementara, terjadi dalam beberapa jam setelah konsumsi.
2. Kesehatan Otak dan Saraf
- Gejala: Potensi kerusakan sel-sel saraf, pengaruh pada neurotransmiter.
- Penjelasan: Studi pada hewan menunjukkan bahwa MSG dapat memiliki efek neurotoksik jika dikonsumsi dalam jumlah sangat tinggi, mengakibatkan kematian sel-sel saraf. Namun, bukti pada manusia masih tidak konsisten.
3. Peningkatan Tekanan Darah
- Gejala: Hipertensi.
- Penjelasan: Beberapa penelitian menunjukkan bahwa konsumsi MSG dapat meningkatkan tekanan darah pada beberapa individu, terutama mereka yang sensitif terhadap natrium.
4. Alergi dan Hipersensitivitas
- Gejala: Reaksi alergi ringan hingga berat, termasuk gatal, ruam, dan masalah pernapasan.
- Penjelasan: Ada laporan tentang reaksi alergi atau intoleransi terhadap MSG, meskipun mekanisme ini belum sepenuhnya dipahami.
5. Keseimbangan Elektrolit
- Gejala: Gangguan keseimbangan natrium dan cairan.
- Penjelasan: Karena MSG mengandung natrium, konsumsi berlebihan dapat berkontribusi pada ketidakseimbangan elektrolit, terutama pada individu dengan kondisi medis tertentu yang membatasi asupan natrium.
6. Berat Badan dan Obesitas
- Gejala: Penambahan berat badan.
- Penjelasan: Beberapa studi observasional menemukan korelasi antara konsumsi MSG dan peningkatan berat badan atau obesitas. Hal ini bisa jadi terkait dengan efek MSG yang meningkatkan rasa makanan, yang mungkin mendorong peningkatan asupan kalori.
7. Masalah Kesehatan Pencernaan
- Gejala: Gangguan pencernaan, seperti diare dan sakit perut.
- Penjelasan: Ada laporan tentang masalah pencernaan setelah mengkonsumsi MSG, meskipun data ilmiah masih terbatas.
Penggunaan Aman dan Konsumsi MSG
1. Asupan Harian
- Batas yang Direkomendasikan: FAO/WHO Joint Expert Committee on Food Additives (JECFA) menetapkan asupan harian yang dapat diterima untuk MSG sebesar 30 mg per kilogram berat badan . Kebanyakan orang mengkonsumsi jauh di bawah jumlah ini.
2. Label dan Informasi Produk
- Pemeriksaan Label: Saat membeli makanan olahan, periksa label bahan untuk mengidentifikasi MSG atau asam glutamat.
3. Mengurangi Asupan
- Makanan Alami: Gunakan bumbu alami seperti bawang putih, jahe, dan rempah-rempah untuk meningkatkan rasa tanpa menambahkan MSG.
4. Sensitivitas Individu
- Perhatikan Reaksi: Jika Anda mengalami reaksi negatif setelah mengkonsumsi makanan yang mengandung MSG, pertimbangkan untuk mengurangi atau menghindari asupan MSG dan berkonsultasi dengan profesional kesehatan.
Penelitian dan Kontroversi
- Studi pada Hewan vs. Manusia: Efek negatif MSG pada hewan sering ditemukan pada dosis yang jauh lebih tinggi daripada yang biasanya dikonsumsi manusia. Oleh karena itu, hasil penelitian pada hewan mungkin tidak sepenuhnya berlaku untuk manusia.
- Pandangan Ilmiah: Banyak penelitian tidak menemukan bukti yang meyakinkan bahwa MSG dalam jumlah yang biasanya ditemukan dalam makanan menyebabkan masalah kesehatan yang serius pada kebanyakan orang .
Kesimpulan
MSG dianggap aman untuk dikonsumsi dalam jumlah moderat oleh kebanyakan orang, tetapi beberapa individu mungkin sensitif terhadapnya dan mengalami reaksi negatif. Sebaiknya konsumsi MSG dalam jumlah wajar dan perhatikan reaksi tubuh Anda. Konsultasi dengan profesional kesehatan jika Anda memiliki kekhawatiran tentang efek MSG terhadap kesehatan Anda.
Referensi
- EFSA Panel on Food Additives and Nutrient Sources added to Food (ANS). (2017). Re-evaluation of monosodium glutamate (E 621) as a food additive. EFSA Journal, 15(7), e04922.
- Joint FAO/WHO Expert Committee on Food Additives (JECFA). (1988). Evaluation of certain food additives and contaminants: twenty-ninth report of the Joint FAO/WHO Expert Committee on Food Additives. World Health Organization.
- US Food and Drug Administration (FDA). (2021). Q&A on Monosodium Glutamate (MSG). Retrieved from https://www.fda.gov.
- Schaumburg, H. H., Byck, R., Gerstl, R., & Mashman, J. H. (1969). Monosodium L-glutamate: its pharmacology and role in the Chinese restaurant syndrome. Science, 163(3869), 826-828.
- Lindseth, G. N., & Lindseth, P. D. (2014). Effects of dietary monosodium glutamate on headache and pericranial muscle sensitivity. The Journal of Headache and Pain, 15(1), 8.
- Reed, D. R., & Tanaka, T. (2018). Genetic and environmental contributions to umami taste perception and sensitivity. The Journal of Nutrition, 148(2), 261S-266S.