Penipuan Aplikasi Ponzi berkedok lowongan kerja di media sosial, seperti WhatsApp dan Telegram, semakin marak dan menargetkan masyarakat yang sedang mencari pekerjaan. Salah satu modus yang sering digunakan adalah dengan mencatut nama perusahaan besar, seperti Shopee, untuk menarik perhatian calon korban. Pada artikel ini, kita akan mengupas modus penipuan ini secara mendetail, tanda-tanda yang perlu diwaspadai, serta cara melindungi diri dari penipuan serupa.
Apa Itu Penipuan Lowongan Kerja Berkedok Shopee?
Penipuan lowongan kerja berkedok Shopee adalah skema penipuan di mana pelaku mengatasnamakan Shopee atau program afiliasi tertentu untuk menarik korban. Dengan memanfaatkan kebutuhan ekonomi banyak orang, pelaku menawarkan pekerjaan paruh waktu atau freelance dengan gaji tinggi dan syarat yang sangat mudah. Penipu biasanya mengirim pesan lewat grup atau langsung ke individu di WhatsApp dan Telegram, yang berisi ajakan untuk bergabung dengan iming-iming pendapatan besar.
Biasanya, pesan yang dikirimkan mencantumkan persyaratan yang sederhana, seperti hanya membutuhkan perangkat telepon atau laptop dan koneksi internet. Korban dijanjikan penghasilan harian yang menggiurkan, mulai dari Rp300 ribu hingga Rp800 ribu, dan dijanjikan tanpa memerlukan pengalaman sebelumnya. Ini adalah ciri khas modus penipuan yang memanfaatkan ketidaktahuan masyarakat.
Bagaimana Modus Penipuan Ini Berlangsung?
Modus penipuan lowongan kerja berkedok Shopee ini umumnya terdiri dari beberapa tahap. Berikut penjelasan detilnya:
1. Tahap Promosi dan Pendaftaran
Awalnya, penipu mengirimkan pesan dengan informasi lowongan kerja yang menarik dan persyaratan minimal. Mereka biasanya akan mengarahkan korban untuk menghubungi “admin” atau “support” melalui akun Telegram atau WhatsApp yang ditentukan, seperti akun yang diberi nama “Annabel Tan”. Dalam percakapan awal, mereka memperkenalkan diri sebagai perwakilan dari Shopee atau perusahaan lain yang sudah terkenal untuk membangun kepercayaan.
Korban kemudian diminta memberikan data pribadi, seperti nama, usia, dan aktivitas sehari-hari, yang seolah-olah merupakan persyaratan rekrutmen. Setelah itu, penipu akan memberikan detail tentang pekerjaan yang disebutkan sebagai bagian dari “program afiliasi” Shopee, yang sebenarnya tidak ada.
2. Tugas Palsu dan Bonus Awal
Setelah pendaftaran, penipu akan menginformasikan bahwa korban telah mendapatkan “akun kerja” dan memberikan bonus saldo awal sebagai daya tarik. Biasanya, mereka mengatakan bahwa tugas yang harus dilakukan sederhana, seperti melakukan “pesanan fiktif” untuk meningkatkan penjualan produk secara online. Korban diarahkan untuk menjalankan tugas ini melalui situs atau aplikasi palsu yang mirip dengan platform aslinya.