WapEx atau Wap Exchange merupakan platform yang mengklaim menyediakan layanan perdagangan aset digital dengan inovasi, keamanan, dan transparansi. Berdasarkan informasi yang disediakan di situs resmi mereka, platform ini mengutamakan keamanan dan telah mendapatkan lisensi MSB (Money Services Business) dari FinCEN, lembaga di bawah Departemen Keuangan AS. Dengan berbasis di London dan diluncurkan pada tahun 2022, WapEx menyatakan diri sebagai solusi modern di dunia blockchain. Namun, beberapa aspek platform ini menimbulkan tanda tanya terkait model bisnisnya yang dikaitkan dengan skema investasi berisiko.
Struktur Organisasi WapEx dan Klaim Keamanan
1. Struktur Berbasis DAO
Salah satu daya tarik utama dari WapEx adalah struktur organisasi berbasis DAO (Decentralized Autonomous Organization). Menurut WapEx, tim mereka yang dikenal sebagai “W-DAO” menggunakan teknologi blockchain dan kontrak pintar untuk menciptakan lingkungan yang transparan dan adil. Semua keputusan yang dibuat dalam organisasi diambil melalui proses voting, di mana setiap anggota memiliki hak suara yang sama. Model organisasi seperti ini dianggap memberi peluang untuk demokrasi dan transparansi dalam manajemen perusahaan.
2. Perlindungan Pengguna dan Lisensi MSB
Platform ini juga menyatakan komitmennya terhadap perlindungan pengguna. WapEx menyebutkan bahwa mereka telah mendapatkan lisensi MSB dari FinCEN, yang menunjukkan bahwa platform ini mematuhi beberapa regulasi penting terkait perdagangan aset digital. Namun, klaim-klaim ini tetap perlu diimbangi dengan informasi dan bukti nyata mengenai kredibilitas lisensi tersebut, terutama bagi calon investor yang mempertimbangkan keamanan dana mereka.
Mengidentifikasi Ciri-Ciri Skema Ponzi dalam Model Bisnis WapEx
1. Minimal Deposit yang Ditetapkan
WapEx mewajibkan pengguna untuk melakukan deposit awal, yang disebut-sebut sebesar 218 ribu rupiah. Setoran awal ini kemudian digunakan sebagai modal untuk memulai perdagangan di platform. Meskipun jumlahnya relatif kecil, keharusan melakukan deposit seringkali menjadi tanda awal dalam skema ponzi, di mana dana yang diinvestasikan lebih banyak digunakan untuk membayar investor lama daripada untuk aktivitas perdagangan sesungguhnya.
2. Sistem “Signal Guru” dalam Trading
WapEx menawarkan model perdagangan yang memerlukan pengguna untuk mengikuti “signal guru,” yaitu saran atau instruksi dari seorang trader ahli atau mentor yang dipercaya untuk mengarahkan investasi. Dalam konsep trading yang sehat, keputusan trading biasanya dibuat berdasarkan analisis pasar yang terstruktur, bukan dari signal guru yang memiliki kecenderungan subjektif. Penggunaan signal semacam ini sering kali menunjukkan model bisnis yang memanfaatkan ketergantungan investor pada instruksi pihak tertentu, yang berpotensi membuat investor terjebak dalam pola investasi yang tidak stabil.