Kondisi langit yang masih berupa “asap” juga mirip dengan penjelasan tentang keadaan awal alam semesta setelah Big Bang, yang dipenuhi oleh gas dan materi yang sangat panas. Pemisahan langit dan bumi ini menggambarkan proses yang serupa dengan ekspansi awal alam semesta.
3. Air Sebagai Asal Kehidupan
Salah satu aspek paling menarik dalam penciptaan adalah bagaimana kehidupan pertama kali muncul. Dalam Surah Al-Anbiya’ (21:30), Allah berfirman:
“وَجَعَلْنَا مِنَ الْمَاء كُلَّ شَيْءٍ حَيٍّ”
“Dan dari air Kami jadikan segala sesuatu yang hidup…” (QS. Al-Anbiya: 30)
Penemuan ilmiah menunjukkan bahwa air adalah komponen utama yang mendukung kehidupan di bumi. Kehidupan pertama di Bumi diyakini muncul di laut atau sumber air. Proses kimiawi yang terjadi di dalam air, termasuk interaksi antara molekul air, adalah bagian penting dalam pembentukan kehidupan. Bahkan dalam biologi, air sering disebut sebagai “pelarut kehidupan” karena kemampuan uniknya untuk melarutkan berbagai senyawa kimia yang mendukung proses biokimia dalam makhluk hidup.
Ayat Al-Qur’an ini menunjukkan bahwa penciptaan kehidupan dimulai dari air, yang menjadi dasar dari semua kehidupan yang ada. Hal ini juga menunjukkan bahwa Al-Qur’an telah menjelaskan dengan tepat mengenai peran vital air dalam kehidupan jauh sebelum penemuan ilmiah ini dilakukan.
4. Alam Semesta yang Terus Mengembang
Dalam Surah Adz-Dzariyat (51:47), Allah juga menggambarkan bahwa alam semesta terus mengembang:
“وَالسَّمَاءَ بَنَيْنَاهَا بِأَيْدٍ وَإِنَّا لَمُوسِعُونَ”
“Dan langit itu Kami bangun dengan kekuasaan (Kami), dan sesungguhnya Kami benar-benar meluaskannya.” (QS. Adz-Dzariyat: 47)
Ayat ini menggambarkan bahwa alam semesta tidak hanya diciptakan, tetapi juga terus mengembang. Konsep ini sangat mirip dengan penemuan ilmiah yang pertama kali diajukan oleh Edwin Hubble pada tahun 1929, yang mengungkapkan bahwa alam semesta sedang mengembang. Penemuan ini membuktikan bahwa jarak antar galaksi terus bertambah seiring waktu, sebuah fenomena yang dikenal sebagai ekspansi alam semesta.
Proses ekspansi alam semesta yang disebutkan dalam ayat ini menunjukkan bahwa alam semesta tidak statis, melainkan terus berkembang. Hal ini sangat serupa dengan temuan ilmiah yang menunjukkan bahwa alam semesta terus mengembang setelah Big Bang, dan ini akan terus berlangsung hingga masa yang tidak dapat diprediksi.
5. Keselarasan Antara Wahyu dan Ilmu Pengetahuan
Menariknya, Al-Qur’an tidak hanya menggambarkan penciptaan alam semesta dalam aspek-aspek yang sesuai dengan pengetahuan ilmiah modern, tetapi juga menekankan pentingnya berpikir dan merenung. Ilmu pengetahuan dan iman dalam Islam tidak dipisahkan, melainkan saling melengkapi. Al-Qur’an mengajak umat manusia untuk menggunakan akal dan pengetahuan untuk memahami ciptaan Allah, yang tidak hanya memberikan pelajaran spiritual tetapi juga sains dan pengetahuan.
Penciptaan alam semesta dalam Islam memberikan gambaran yang sangat harmonis antara iman dan ilmu pengetahuan. Islam mengajarkan bahwa alam semesta adalah ciptaan Allah yang harus dipelajari dan dihargai, dan ilmu pengetahuan yang kita miliki merupakan alat untuk lebih memahami kebesaran-Nya. Dengan keselarasan ini, kita dapat melihat bahwa wahyu Al-Qur’an tidak hanya relevan dalam konteks spiritual, tetapi juga dapat memberikan wawasan yang mendalam dalam dunia ilmiah.